SMP NEGERI 1 YOGYAKARTA

HOME | SEJARAH SMPN 1 YOGYAKARTA | FAVORITE LINK | Hubungi kami | ALBUM FOTO | GURU & KARYAWAN | Vacation Photo Album | PROFIL SEKOLAH | Kabar Terbaru
SEJARAH SMPN 1 YOGYAKARTA

Sejarah Singkat SLTP Negeri 1 Yogyakarta oleh Tijan Tj, S.Pd

SMP 1 Yogyakarta, lahir di tengah-tengah kancah perjuangan bangsa Indonesia untuk memperoleh dan mempertahankan kemerdekaan, baik dari penjajah Jepang maupun dari penjajahan Belanda. SMP 1 Yogyakarta didirikan oleh Pemerintah Pendudukan Jepang pada tanggal 11 September 1942. Semula hanya terdiri dari 13 ruang dan saat itu menempati Gedung bekas Neutralle MULO dari penjajah Belanda Belanda yang terletak di jalan Jati Yogyakarta ( Sekarang SMP 8 Yogyakarta). Pada saat itu pula SMP 1 Yogyakarta terdiri dari bekas siswa-siswi MULO. Guru-gurunya pada umumnya memiliki ijazah HOOFDACTO, HIK atau HKS.
Karena negara pada saat itu di bawah kekuasaan Jepang, maka situasi sekolahpun disesuaikan dengan keadaan, antara lain:
1. Setiap pagi upacara bendera (Bendera Jepang atau Bendera Dai Nippon) dengan menyanyikan lagu "KIMIGAYO" didertai kewajiban SEIKEREI sebagai tanda penghormatan kepada Kaisar Jepang.
2. Setiap pagi siswa diwajibkan gerak badan ala Jepang (TAISO) atau senam pagi
3. Siswa diwajibkan kerja bakti dan latihan perang atau kyoren, dan melaksanakan " KIN ROHOSI "
 
Pada tahun 1943, SMP 1 Yogyakarta pindah ke Jalan Cik Di Tiro No. 25 ( sekarang No.29) Yogyakarta yaitu bekas gedung AMS A di zaman  Belanda. Pada tahun 1944 diadakan pemisahan, untuk siswa putra di SMP 1 Yogykarta, sedangkan untuk siswa putri mempergunakan Gedung Kota Baru (sekarang SMA Stella Duce), tetapi kemudian kedua SMP tersenut bergabung kembali menjadi SMP campuran.
 
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, namum tentara Belanda dan Inggris ingin menguasai kembali, tetapi para pemuda Indonesia tidak sudi dijajah lagi. Untuk itu para siswa SMP 1 Yogyakarta khususnya siswa kelas III terpaksa harus meninggalkan bangku sekolah untuk sementara demi mempertahankan kemerdekaan RI. Korban pertempuran Kota Baru yaitu merebut markas Tentara Jepang dari siswa SMP 1 Yogyakarta ada 2 orang , yaitu Djohar Nuradi dan Wardani. Keduanya dimakamkan di TMP (Taman Makam Pahlawan) Kusumanegara.

Pada saat meletus G 30 S/PKI tahun 1965, membawa perubahan terhadap lancar dan lajunya pendidikan dan menimbulkan malapetaka yang sangat hebat bagi bangsa dan negara yang baru laju dengan baik. terbukti tahun ajaran pada saat itu diperpanjang, seharusnya mulai 1 Agustus di undur menjadi 1 Januari. Siswa, Guru dipecah dan diadu domba, namun SMP 1 Selamat dari ancaman bahaya tersebut

NAMA KEPALA SEKOLAH
 
1. Bapak XSM Ondang
2. Bapak Chasan Basari
3. Bapak Hardjo Soediro
4. Bapak R. Ng. Gondodiprojo
5. Bapak Hajam
6. Bapak Syahrainy Perwira
7. Bapak Moh Achmad
8. Bapak WS Suhargo Hargowidyodiprojo
9. Bapak Masdhuki
10. Bapak R. Dasuki Wardono
11. Bapak Y.R. Samsudin
12. Ibu Ign. Sri Harjati Mudji Muljono
13. Bapak Imam Soepomo
14. Bapak Hisyam Asy (PJS)
15. Bapak Drs. SUPARNO
16. Bapak Drs. TATANG SOMANTRI
17. Bapak Drs. MAS'UDI ASY, M.Pd (SEKARANG)
 

KEJUARAAN YANG PERNAH DICAPAI
 
A. Kepramukaan
Tahun 1983 GUDEP 115(putra) mengikuti Jambore Internasional ke Canada di bawah pimpinan Kak Untoro
 
Tahun 1987 GUDEP 114 (putri) mengikuti Jambore Internasional ke Australia di bawah pimpinan Kak Hardiningsih Endar
 
Tahun 1991 GUDEP 115 (putra) mengikuti Jambore Asia Pasifik di bawah pimpinan Kak Mudjijono
 
Tahun 1991 Bambang Fajar Riyanto ( GUDEP 115) dan Luwes (GUDEP 114) Dikirim Jambore Internasional ke Korea Selatan
 
Tahun 1994 Wakil dari Indonesia Jambore Internasional di Belanda
 
Tahun 1996 Mengikuti Lomba Galang Nasioanal LT V se Indonesia